Kata Mutiara tentang Adab dan Ilmu: Kumpulan Hikmah untuk Kehidupan Beradab

Penulis: Editor KapanLagi.com

Diterbitkan:

Kata Mutiara tentang Adab dan Ilmu: Kumpulan Hikmah untuk Kehidupan Beradab
kata mutiara tentang adab dan ilmu (image by AI)

Kapanlagi.com - Dalam kehidupan sehari-hari, kata mutiara tentang adab dan ilmu seringkali menjadi pengingat berharga tentang pentingnya menyeimbangkan kecerdasan dengan akhlak mulia. Adab dan ilmu merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam membentuk kepribadian yang utuh dan bermartabat.

Menurut buku Dari dan untuk Kehidupan karya Marwah Ramadani dan Fitriani (2022), disebutkan bahwa kalau mau ilmu mudah didapatkan maka pelajari adab terlebih dahulu. Adab akan menarik ilmu terus terkait satu sama lain hingga menjadi kombinasi yang baik dalam menjalankan kehidupan.

Pepatah klasik yang menyatakan "adab lebih tinggi dari ilmu" mengajarkan bahwa setinggi apapun pengetahuan seseorang, nilainya akan berkurang jika tidak dibarengi dengan tata krama yang baik. Kata mutiara tentang adab dan ilmu ini menjadi kompas hidup yang mengarahkan kita untuk menjadi pribadi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga bijaksana.

1. Pengertian dan Makna Adab dalam Menuntut Ilmu

Pengertian dan Makna Adab dalam Menuntut Ilmu (c) Ilustrasi AI

Adab dalam konteks menuntut ilmu memiliki makna yang sangat mendalam. Mengutip dari buku Akhlak karya Bisri, M.Fil.I, adab artinya tata cara yang baik dalam melakukan suatu kegiatan. Dalam konteks pendidikan, adab bekerja adalah tata cara yang baik dalam melakukan kegiatan belajar dan mengajar.

Kata mutiara tentang adab dan ilmu mengajarkan bahwa proses menuntut ilmu tidak hanya tentang mengumpulkan informasi, tetapi juga tentang membentuk karakter. Adab dalam menuntut ilmu mencakup sikap hormat kepada guru, kesabaran dalam belajar, kerendahan hati meski memiliki pengetahuan luas, dan kemampuan untuk mengamalkan ilmu yang telah dipelajari.

Imam Malik pernah berkata, "Pelajarilah adab sebelum mempelajari ilmu." Pernyataan ini menunjukkan bahwa adab merupakan fondasi yang harus dibangun terlebih dahulu sebelum seseorang mendalami berbagai bidang ilmu pengetahuan. Tanpa adab yang baik, ilmu yang diperoleh justru dapat menjadi sumber kesombongan dan kerusakan.

Dalam tradisi pesantren Indonesia, konsep adab sebelum ilmu telah lama diajarkan. Seperti yang dijelaskan dalam Ensiklopedi Budaya Islam Nusantara, mahfuzhat atau kata-kata hikmah tentang adab dan ilmu menjadi bagian penting dalam kurikulum pendidikan Islam, terutama di pesantren-pesantren modern yang menggabungkan pendidikan klasik dengan sistem formal.

2. Kumpulan Kata Mutiara Klasik tentang Adab dan Ilmu

Kumpulan Kata Mutiara Klasik tentang Adab dan Ilmu (c) Ilustrasi AI

Berikut adalah kumpulan kata mutiara tentang adab dan ilmu yang telah diwariskan oleh para ulama dan cendekiawan:

  1. "Belajarlah adab sebelum ilmu, sebab ilmu tanpa adab hanya akan membuatmu sombong" - Habib Nabiel Al Musawa
  2. "Adab itu perlu lebih tinggi dari ilmu. Jika seseorang memiliki ilmu yang banyak, tetapi tidak memiliki adab dan akhlak yang baik, boleh jadi setiap apa yang dipelajari itu adalah sia-sia"
  3. "Dengan mempelajari adab, maka engkau jadi mudah memahami ilmu" - Yusuf bin Al Husain
  4. "Kami mempelajari masalah adab selama 30 tahun, sedangkan ilmu kami mempelajarinya 20 tahun" - Abdullah ibn Mubarak
  5. "Ilmu tanpa adab bagaikan pohon tanpa akar"
  6. "Adab adalah perhiasan diri, belajar beradab dulu baru memimpin"
  7. "Tingginya ilmu seseorang terlihat dari adabnya"
  8. "Ilmu membuat seseorang pandai, adab membuat seseorang mulia"

Menurut Filsafat Pendidikan Islam karya A. Heris Hermawan, M.Ag., Al-Ghazali menekankan bahwa pendidik adalah orang yang berusaha membimbing, meningkatkan, menyempurnakan, dan mensucikan hati sehingga menjadi dekat dengan khaliqnya. Tugas ini didasarkan pada pandangan bahwa manusia merupakan makhluk yang mulia, dan kesempurnaan manusia terletak pada kesuciaan hatinya.

3. Hikmah Para Ulama tentang Pentingnya Adab

Hikmah Para Ulama tentang Pentingnya Adab (c) Ilustrasi AI

Para ulama terdahulu telah meninggalkan banyak hikmah tentang pentingnya adab dalam menuntut ilmu. Kata mutiara tentang adab dan ilmu dari para ulama ini menjadi pedoman berharga bagi generasi selanjutnya.

Imam Syafi'i menyatakan bahwa "Adab itu lebih penting dari ilmu." Pernyataan ini bukan berarti meremehkan ilmu, tetapi menekankan bahwa adab merupakan wadah yang menentukan apakah ilmu tersebut akan bermanfaat atau justru merugikan. Ilmu tanpa adab seperti pedang tanpa sarung, dapat melukai siapa saja termasuk pemiliknya.

Imam Al-Ghazali dalam karyanya menjelaskan bahwa ilmu yang tercela adalah ilmu yang tidak ada manfaatnya bagi manusia di dunia atau di akhirat, seperti ilmu sihir dan perdukunan. Sebaliknya, ilmu yang terpuji adalah ilmu yang membawa kepada jiwa yang suci dan bersih, seperti ilmu tauhid dan ilmu agama.

Abdullah ibn Mubarak, seorang ulama terkemuka, pernah berkata bahwa hampir dua pertiga agama adalah adab. Pernyataan ini menunjukkan betapa pentingnya adab dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat. Adab bukan hanya tentang sopan santun, tetapi juga tentang cara hidup yang selaras dengan nilai-nilai kebaikan.

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani menyatakan, "Aku lebih menghargai orang yang beradab daripada berilmu. Kalau hanya berilmu, iblis pun lebih tinggi ilmunya daripada manusia." Kata mutiara ini mengingatkan bahwa ilmu tanpa adab dapat menjadi sumber kerusakan, sebagaimana yang terjadi pada iblis yang memiliki ilmu tinggi namun terjerumus dalam kesombongan.

4. Penerapan Adab dalam Kehidupan Sehari-hari

Penerapan Adab dalam Kehidupan Sehari-hari (c) Ilustrasi AI

Kata mutiara tentang adab dan ilmu tidak hanya untuk dipahami, tetapi juga untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan adab dalam berbagai aspek kehidupan menunjukkan kematangan seseorang dalam mengintegrasikan ilmu dengan akhlak mulia.

Dalam konteks bekerja, buku Akhlak karya Bisri, M.Fil.I menjelaskan bahwa adab bekerja mencakup meluruskan niat, memeriksa alat-alat yang akan digunakan, memulai dengan basmalah, tidak menunda-nunda pekerjaan, melakukan dengan senang hati dan ikhlas, serta bertanya kepada yang lebih tahu. Semua ini menunjukkan bahwa adab bukan hanya teori, tetapi praktik nyata dalam kehidupan.

Dalam pergaulan sehari-hari, adab tercermin dari cara berbicara yang sopan, menghormati yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda, menjaga lisan agar tidak menyakiti orang lain, dan bersikap rendah hati. Kata mutiara tentang adab mengajarkan bahwa "Ucapan yang baik bisa menenangkan hati orang lain. Jangan biarkan lidah melukai lebih dalam dari pedang."

Di era digital saat ini, adab juga perlu diterapkan dalam bermedia sosial. Adab digital mencakup tidak menyebarkan informasi tanpa verifikasi, menghargai privasi orang lain, berkomentar dengan sopan meski tidak setuju, dan menggunakan internet untuk kebaikan. Jejak digital akan terus membekas, sehingga penting untuk menjaga adab bahkan di dunia maya.

5. Keseimbangan Antara Ilmu dan Adab dalam Pendidikan Modern

Keseimbangan Antara Ilmu dan Adab dalam Pendidikan Modern (c) Ilustrasi AI

Dalam sistem pendidikan modern, keseimbangan antara ilmu dan adab menjadi tantangan tersendiri. Kata mutiara tentang adab dan ilmu mengingatkan bahwa pendidikan yang sesungguhnya tidak hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter.

Pendidikan karakter yang mengintegrasikan adab dalam proses pembelajaran akan menghasilkan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara emosional dan spiritual. Seperti yang diajarkan dalam tradisi pesantren, "Adab dulu baru ilmu, orang beradab pasti berilmu, orang berilmu belum tentu beradab."

Guru dan pendidik memiliki peran penting dalam menanamkan nilai-nilai adab kepada peserta didik. Mereka tidak hanya mengajar mata pelajaran, tetapi juga menjadi teladan dalam berperilaku. Kata mutiara menyebutkan bahwa "Guru adalah cahaya penuntun. Hormat kepada mereka membawa berkah ilmu."

Orang tua juga memiliki tanggung jawab besar dalam menanamkan adab kepada anak-anak. Seperti yang dikatakan Fahira Idris, "Ajarkan dulu anak kita adab baru setelah itu ilmu, karena mengajarkan anak untuk pandai berhitung dan membaca jauh lebih mudah ketimbang memintanya untuk menjadi anak yang rendah hati dan pandai menjaga lisannya dari menyakiti hati orang lain."

6. FAQ (Frequently Asked Questions)

FAQ (Frequently Asked Questions) (c) Ilustrasi AI

Apa yang dimaksud dengan kata mutiara tentang adab dan ilmu?

Kata mutiara tentang adab dan ilmu adalah kumpulan hikmah dan petuah yang mengajarkan pentingnya menyeimbangkan pengetahuan dengan akhlak mulia. Kata mutiara ini menekankan bahwa adab atau tata krama yang baik harus mendahului atau setidaknya berjalan seiring dengan pencarian ilmu pengetahuan.

Mengapa adab dianggap lebih tinggi dari ilmu?

Adab dianggap lebih tinggi dari ilmu karena adab menentukan bagaimana ilmu akan digunakan. Ilmu tanpa adab dapat menjadi sumber kesombongan dan kerusakan, sedangkan adab yang baik akan membuat ilmu menjadi bermanfaat dan berkah. Seperti yang dicontohkan, iblis memiliki ilmu tinggi namun terjerumus karena tidak memiliki adab.

Bagaimana cara menerapkan adab dalam menuntut ilmu?

Adab dalam menuntut ilmu dapat diterapkan dengan menghormati guru dan orang tua, bersikap rendah hati meski memiliki pengetahuan luas, sabar dalam belajar, ikhlas dalam mencari ilmu, dan mengamalkan ilmu yang telah dipelajari. Selain itu, penting juga untuk menjaga lisan, bertutur kata sopan, dan tidak sombong dengan ilmu yang dimiliki.

Apa saja contoh kata mutiara tentang adab dan ilmu yang terkenal?

Beberapa contoh kata mutiara terkenal antara lain: "Belajarlah adab sebelum ilmu" (Imam Malik), "Dengan mempelajari adab, maka engkau jadi mudah memahami ilmu" (Yusuf bin Al Husain), dan "Aku lebih menghargai orang yang beradab daripada berilmu" (Syekh Abdul Qadir Al-Jailani).

Bagaimana peran orang tua dalam mengajarkan adab kepada anak?

Orang tua memiliki peran fundamental dalam menanamkan adab kepada anak sejak dini. Mereka harus menjadi teladan dalam berperilaku, mengajarkan sopan santun, menghormati orang lain, dan menanamkan nilai-nilai kebaikan. Mengajarkan adab kepada anak lebih sulit daripada mengajarkan ilmu, sehingga memerlukan kesabaran dan konsistensi.

Apakah adab hanya berlaku dalam konteks agama?

Meskipun konsep adab memiliki akar yang kuat dalam tradisi Islam, prinsip-prinsip adab seperti sopan santun, menghormati orang lain, rendah hati, dan bertutur kata baik adalah nilai universal yang berlaku dalam semua konteks kehidupan, baik agama, budaya, maupun sosial kemasyarakatan.

Bagaimana cara menyeimbangkan ilmu dan adab dalam era digital?

Di era digital, keseimbangan ilmu dan adab dapat dijaga dengan menerapkan etika digital, tidak menyebarkan informasi tanpa verifikasi, berkomentar dengan sopan di media sosial, menghargai privasi orang lain, dan menggunakan teknologi untuk kebaikan. Adab digital sama pentingnya dengan adab dalam kehidupan nyata karena jejak digital akan terus membekas.

(kpl/mda)

Rekomendasi
Trending