Nama Ilmiah Jahe: Zingiber officinale dan Klasifikasi Taksonominya

Penulis: Chiara Mahardika Kinanti Sarono

Diterbitkan:

Nama Ilmiah Jahe: Zingiber officinale dan Klasifikasi Taksonominya
nama ilmiah jahe

Kapanlagi.com - Jahe merupakan salah satu tanaman rempah yang telah dikenal luas di seluruh dunia karena khasiatnya yang luar biasa. Nama ilmiah jahe adalah Zingiber officinale Roscoe, yang pertama kali ditetapkan oleh botanis William Roscoe pada tahun 1807.

Tanaman yang memiliki rimpang aromatik ini telah menjadi bagian penting dalam pengobatan tradisional dan kuliner berbagai budaya. Penamaan ilmiah ini memberikan identitas universal yang memungkinkan para ilmuwan di seluruh dunia untuk mengidentifikasi spesies yang sama tanpa kebingungan.

Menurut Flora Indica yang diterbitkan oleh William Roxburgh pada tahun 1832, nama ilmiah jahe Zingiber officinale telah menjadi standar internasional dalam dunia botani untuk mengidentifikasi tanaman rempah yang satu ini.

1. Asal-Usul dan Makna Nama Zingiber officinale

Asal-Usul dan Makna Nama Zingiber officinale (c) Ilustrasi AI

Kata "Zingiber" dalam nama ilmiah jahe memiliki sejarah etimologi yang menarik dan panjang. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani "Zingiberi" yang diserap dari kata "Singabera" dalam bahasa Sanskerta. Makna dari kata Sanskerta ini adalah "tanduk" karena bentuk rimpang jahe yang menyerupai tanduk rusa.

Sementara itu, kata "officinale" merupakan serapan dari bahasa Latin "officina" yang memiliki makna khusus dalam dunia farmasi. Istilah ini menunjukkan bahwa tumbuhan tersebut digunakan dalam kebutuhan farmasi dan ilmu kesehatan, mengindikasikan pengakuan akan khasiat obat yang dimiliki jahe sejak zaman dahulu.

Perjalanan nama ini melintasi berbagai bahasa dan budaya, dimulai dari bahasa Dravidian kuno, kemudian masuk ke bahasa Sanskerta, lalu ke bahasa Yunani, Latin, dan akhirnya ke dalam sistem penamaan binomial modern. Proses evolusi nama ini mencerminkan penyebaran geografis dan pentingnya jahe dalam perdagangan rempah internasional.

Dalam buku Dasar-dasar Komplementer yang ditulis oleh Aryunani dkk, disebutkan bahwa obat tradisional seperti jahe telah digunakan secara turun-temurun berdasarkan resep nenek moyang dan pengetahuan tradisional, yang menunjukkan relevansi kata "officinale" dalam nama ilmiahnya.

2. Klasifikasi Taksonomi Lengkap Jahe

Klasifikasi Taksonomi Lengkap Jahe (c) Ilustrasi AI

Sistem klasifikasi taksonomi memberikan gambaran lengkap tentang posisi jahe dalam kerajaan tumbuhan. Klasifikasi ini dimulai dari tingkat yang paling umum hingga yang paling spesifik, memberikan pemahaman mendalam tentang hubungan evolusioner tanaman ini.

1. Kingdom (Kerajaan): Plantae - menunjukkan bahwa jahe termasuk dalam kerajaan tumbuhan.

2. Clade:

• Tracheophytes - tumbuhan berpembuluh yang memiliki sistem transportasi air dan nutrisi.

• Angiosperms - tumbuhan berbunga yang memiliki biji tertutup.

• Monocots - tumbuhan berkeping biji tunggal.

• Commelinids - kelompok monocot yang mencakup rumput-rumputan dan kerabatnya.

3. Ordo: Zingiberales - ordo yang mencakup tanaman-tanaman penghasil rempah.

4. Famili: Zingiberaceae - suku temu-temuan yang kaya akan minyak atsiri.

5. Genus: Zingiber - marga yang khusus untuk jahe dan kerabat dekatnya.

6. Spesies: Z. officinale - spesies jahe yang umum dibudidayakan.

Famili Zingiberaceae merupakan kelompok tumbuhan yang sangat penting dalam dunia rempah-rempah. Selain jahe, famili ini juga mencakup kunyit (Curcuma longa), kapulaga (Elettaria cardamomum), dan lengkuas. Kesamaan famili ini menjelaskan mengapa tanaman-tanaman tersebut memiliki karakteristik serupa dalam hal aroma, rasa, dan khasiat obat.

3. Varietas dan Sinonim Nama Ilmiah Jahe

Varietas dan Sinonim Nama Ilmiah Jahe (c) Ilustrasi AI

Dalam dunia botani, jahe memiliki beberapa varietas yang diakui secara ilmiah, masing-masing dengan karakteristik unik. Varietas utama yang sering ditemukan adalah jahe gajah (Zingiber officinale var. officinale) dan jahe merah (Zingiber officinale var. rubrum).

Jahe gajah, yang juga dikenal sebagai jahe putih besar, memiliki rimpang berukuran besar dengan kulit berwarna kuning muda. Sementara itu, jahe merah memiliki rimpang yang lebih kecil namun dengan kandungan senyawa aktif yang lebih tinggi, terutama gingerol dan shogaol yang memberikan rasa pedas yang khas.

Beberapa sinonim ilmiah untuk jahe yang pernah digunakan dalam literatur botani antara lain Amomum zingiber L., Zingiber blancoi Hassk., dan Zingiber cholmondeleyi (F.M.Bailey) K.Schum. Sinonim-sinonim ini mencerminkan sejarah penelitian botani dan perubahan dalam sistem klasifikasi yang terjadi seiring waktu.

Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Jurnal Farmasi Galenika, perbedaan varietas jahe ini tidak hanya terletak pada penampilan fisik, tetapi juga pada komposisi kimia dan aktivitas farmakologisnya, yang menjadikan setiap varietas memiliki keunggulan tersendiri dalam aplikasi pengobatan tradisional.

4. Sejarah Penamaan dan Kontribusi William Roscoe

Sejarah Penamaan dan Kontribusi William Roscoe (c) Ilustrasi AI

William Roscoe, seorang botanis, sejarawan, dan pengacara asal Inggris, memainkan peran penting dalam penetapan nama ilmiah jahe. Pada tahun 1807, Roscoe mempublikasikan nama Zingiber officinale dalam karyanya, memberikan identitas ilmiah yang resmi untuk tanaman yang telah dikenal manusia selama ribuan tahun.

Kontribusi Roscoe tidak hanya terbatas pada penamaan jahe, tetapi juga pada pengembangan sistem klasifikasi untuk famili Zingiberaceae secara keseluruhan. Karyanya membantu meletakkan dasar bagi pemahaman modern tentang hubungan taksonomi antara berbagai spesies dalam famili temu-temuan.

Sebelum penetapan nama ilmiah yang formal, jahe dikenal dengan berbagai nama lokal di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, jahe memiliki puluhan nama daerah, mulai dari "halia" di Aceh, "jae" di Jawa, hingga "goraka" di Sulawesi Utara. Keragaman nama ini menunjukkan betapa luasnya penyebaran dan penggunaan jahe dalam berbagai budaya.

Penetapan nama ilmiah yang universal ini sangat penting untuk komunikasi ilmiah internasional. Ketika peneliti dari berbagai negara membahas jahe, mereka dapat menggunakan nama Zingiber officinale untuk memastikan bahwa mereka merujuk pada spesies yang sama, terlepas dari perbedaan bahasa dan nama lokal.

5. Pentingnya Nama Ilmiah dalam Penelitian Modern

Pentingnya Nama Ilmiah dalam Penelitian Modern (c) Ilustrasi AI

Penggunaan nama ilmiah jahe dalam penelitian modern memiliki signifikansi yang sangat besar. Sistem penamaan binomial ini memungkinkan para peneliti untuk mengidentifikasi dengan tepat spesies yang mereka teliti, menghindari kebingungan yang dapat timbul dari penggunaan nama-nama lokal yang bervariasi.

Dalam konteks penelitian farmakologi dan fitokimia, penggunaan nama Zingiber officinale memastikan bahwa hasil penelitian dapat direplikasi dan diverifikasi oleh ilmuwan lain. Hal ini sangat penting mengingat adanya berbagai spesies dalam genus Zingiber yang mungkin memiliki sifat kimia dan biologis yang berbeda.

Database ilmiah internasional seperti PubMed, Science Direct, dan Google Scholar menggunakan nama ilmiah sebagai kata kunci utama dalam pengindeksan artikel penelitian. Pencarian dengan kata kunci "Zingiber officinale" akan menghasilkan ribuan publikasi ilmiah yang membahas berbagai aspek tanaman ini, mulai dari komposisi kimia hingga aplikasi terapeutik.

Standardisasi nama ilmiah juga memfasilitasi pengembangan monografi tanaman obat dan standar kualitas internasional. Organisasi seperti World Health Organization (WHO) dan European Medicines Agency menggunakan nama ilmiah dalam dokumen-dokumen resmi mereka untuk memastikan konsistensi dan akurasi informasi.

6. FAQ (Frequently Asked Questions)

1. Apa nama ilmiah jahe yang benar?

Nama ilmiah jahe yang benar adalah Zingiber officinale Roscoe. Nama ini pertama kali ditetapkan oleh botanis William Roscoe pada tahun 1807 dan telah menjadi standar internasional dalam dunia botani.

2. Mengapa jahe diberi nama ilmiah Zingiber officinale?

Kata "Zingiber" berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti "tanduk" karena bentuk rimpang jahe yang menyerupai tanduk, sedangkan "officinale" dari bahasa Latin menunjukkan bahwa tanaman ini digunakan dalam farmasi dan pengobatan.

3. Siapa yang pertama kali memberikan nama ilmiah untuk jahe?

William Roscoe, seorang botanis asal Inggris, adalah orang yang pertama kali mempublikasikan nama ilmiah Zingiber officinale pada tahun 1807, meskipun William Roxburgh juga berkontribusi dalam dokumentasi nama ini dalam Flora Indica tahun 1832.

4. Apakah ada varietas lain dari Zingiber officinale?

Ya, terdapat beberapa varietas seperti Zingiber officinale var. officinale (jahe gajah) dan Zingiber officinale var. rubrum (jahe merah), yang masing-masing memiliki karakteristik dan kandungan senyawa aktif yang berbeda.

5. Bagaimana cara membedakan jahe dengan tanaman sejenis lainnya berdasarkan nama ilmiah?

Nama ilmiah memberikan identifikasi yang tepat. Jahe adalah Zingiber officinale, kunyit adalah Curcuma longa, dan lengkuas adalah Alpinia galanga. Meskipun berada dalam famili yang sama (Zingiberaceae), mereka adalah spesies yang berbeda.

6. Mengapa penting menggunakan nama ilmiah dalam penelitian jahe?

Nama ilmiah memastikan konsistensi dan akurasi dalam penelitian internasional. Penggunaan Zingiber officinale menghindari kebingungan yang dapat timbul dari penggunaan nama lokal yang bervariasi di berbagai negara dan wilayah.

7. Apakah nama ilmiah jahe pernah berubah sepanjang sejarah?

Nama Zingiber officinale Roscoe telah stabil sejak 1807. Meskipun ada beberapa sinonim seperti Amomum zingiber L. yang pernah digunakan, nama yang ditetapkan Roscoe tetap menjadi nama yang valid dan diakui secara internasional hingga saat ini.

Rekomendasi
Trending