Main Bareng di Film PEREMPUAN PEMBAWA SIAL, Morgan Oey Kagumi Didik Nini Thowok
Diterbitkan:

KapanLagicom/Adrian Utama Putra
Kapanlagi.com - Film horor terbaru bertajuk PEREMPUAN PEMBAWA SIAL telah menghantui layar bioskop pada 18 September 2025. Dibintangi oleh Morgan Oey dan Raihaanun, film garapan sutradara Fajar Nugros ini sebelumnya sudah mencuri perhatian dengan raihan penghargaan Best Editing di Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF).
Dalam wawancara eksklusif bersama KapanLagi, Morgan Oey sebagai pemeran Bana dan Susanti Dewi sebagai produser membagikan pengalaman mereka selama proses syuting. Mulai dari tantangan mendalami karakter, kejadian mistis kamera yang bergerak sendiri, hingga keterlibatan maestro tari Eyang Didik Hadiprayitno alias Nini Thowok yang menambah aura magis di lokasi.
Simak artikel terbaru seputar Morgan Oey di Liputan6.com
Advertisement
1. Tak Hanya Mengandalkan Jumpscare
Film PEREMPUAN PEMBAWA SIAL hadir dengan pendekatan berbeda dari kebanyakan horor lokal. Santi selaku produser menegaskan bahwa garapan sutradara Fajar Nugros ini bukan sekadar mengandalkan momen mengejutkan semata, melainkan menawarkan lapisan cerita yang lebih dalam. Menurutnya, Nugros selalu punya cara unik membungkus kisah dengan mitos dan legenda rakyat yang dekat dengan budaya Indonesia.
"Bukan hanya mengandalkan jumpscare ya, tapi itu menariknya. Nugros kan kalau bikin film selalu ada layer yang dia ingin sampaikan. Kalau di sini sih, aku melihat memang Fajar bermain-main di beberapa hal. Pertama, dia mengangkat mitos Bahu Laweyan itu sendiri. Tapi Fajar itu selalu suka membungkus cerita di dalam sebuah legenda rakyat," jelas Santi.
(Kondisi Fahmi Bo makin mengkhawatirkan, kini kakinya mengalami sebuah masalah hingga tak bisa digerakkan.)
2. Tantangan Karakter untuk Morgan
Bagi Morgan Oey, tantangan terbesar justru datang dari karakternya sendiri. Ia berperan sebagai Bana, sosok yang memiliki pengaruh signifikan terhadap tokoh utama. Morgan menilai cerita film ini punya kekuatan reflektif yang bisa menyentuh penonton. Saat ditanya oleh host KapanLagi, Morgan blak-blakan bercerita alasan mengapa dia setuju untuk memerankan Bana di film PEREMPUAN PEMBAWA SIAL.
"Pertama memang pasti cerita, ya. Karena kan, cerita itu tulang punggungnya sebuah film. Jadi ketika ceritanya memang bisa compelling buat kami para aktornya dan percaya bahwa film ini bisa bawa sesuatu yang baru, bisa menjadi bahan refleksi atau reflektif buat orang. Itu benar-benar sesuatu yang akan exciting untuk dikerjakan. Jadi selain cerita, sudah pasti karakter ya. Karakter disini, Bana ini. Saya memerankan Bana, Rancak Bana. Jadi setiap saya misalnya mendapatkan karakter, saya pasti akan berusaha untuk memahami karakternya sehingga saya bisa, either suka atau nggak suka sama dia, tapi at least saya ada perasaan yang invested sama karakternya," ungkap Morgan panjang lebar.
3. Perempuan Pembawa Sial Sabet Best Editing di JAFF
Kualitas PEREMPUAN PEMBAWA SIAL terbukti dengan prestasi membanggakan: film ini berhasil menyabet penghargaan Best Editing di Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF). Menurut Santi, pencapaian tersebut tak lepas dari tangan dingin editor Mamad Anggoro bersama Wawan Wibowo yang mengawasi proses editing.
Santi mengungkapkan, "Aku rasa Mamad Anggoro sebagai editor, dan juga Mas Wawan Wibowo sebagai yang mensupervisi editingnya, mereka berdua melakukan pekerjaannya dengan sangat baik, ya. Karena di proses editing itu memang kami melakukan dengan sangat detail, bagaimana menjahit gambar-gambar tersebut, sehingga film PEREMPUAN PEMBAWA SIAL ini bisa menjadi sajian horor yang sangat menarik."
4. Kamera Bergerak Sendiri di Lokasi Syuting
Suasana mencekam juga sempat dialami kru film ketika melakukan pengambilan gambar di salah satu lokasi syuting. Menurut Santi, tempat tersebut dulunya merupakan persemayaman raja-raja sehingga auranya terasa sangat kuat. Kejadian tak terduga terjadi ketika kamera tiba-tiba bergerak sendiri tanpa ada yang menyentuh.
Santi mengenang, "Jadi lagi syuting gitu. Lagi syuting, semua udah ready, apa segala macem. Fajar lagi di frame, kayak action lah gitu. Ini lagi adegan, tau-tau tiba-tiba, kameranya yang lagi fokus, tiba-tiba."
Morgan menambahkan dengan ekspresi heran, "Jalan, muter sendiri ya? Fokus keluar."
Menurut Santi, kejadian itu berulang sampai akhirnya sutradara memutuskan untuk menghentikan pengambilan gambar. "Terus kata Fajar, yaudah-yaudah, mungkin kita disuruh selesai. Yaudah," ujarnya. Morgan pun mengakui cerita tersebut cukup membuatnya merinding.
5. Kehadiran Eyang Nini Thowok
Salah satu elemen paling spesial dalam film ini adalah keterlibatan maestro tari, Eyang Didik Hadiprayitno alias Nini Thowok. Menurut Santi, kehadiran beliau tak lepas dari pendekatan langsung sutradara Fajar Nugros yang berhasil meyakinkannya. Kehadiran Eyang dengan kostum lengkap menambah aura mistis di lokasi syuting, sekaligus menunjukkan dedikasi tinggi melalui riset mendalam terhadap peran yang dimainkan.
Santi berkata, "Itu Fajar sih. Fajar yang approach langsung gitu. Setau aku, Fajar lumayan quite sometime merayu Eyang Didik, sih."
Morgan pun menambahkan, "Tapi dari saat pas reading aja, beliau tuh bener-bener men-treat karakternya tuh dengan serius. Dalam artian, beliau tuh riset. Sampai kain-kainnya aja buat kostum, itu diriset sama beliau. Itu yang bikin aku salut sebenarnya. Karena jujur, terkadang ya kita yang masih muda muda ini, kadang, angin-anginan disiplinnya gitu. Tapi, contoh seperti Eyang Didik, kenapa dia bisa achieve long longevity secara karir, secara long last gitu. Mungkin itu yang patut dicontoh."
(Transformasi mencengangkan! Asri Welas sekarang terlihat makin cantik dan hot!)
(kpl/fna)
Fannisa Nasywaa Anandita
Advertisement