1. Dari Kultus 80-an ke Dunia yang Dikuasai Keserakahan

THE TOXIC AVENGER versi 2025 menjadi kebangkitan kembali karakter legendaris dari waralaba yang dulu dikenal karena keberaniannya melawan arus film arus utama. Versi orisinal tahun 1984 adalah ikon kultus dengan perpaduan ekstrem antara gore, humor gelap, dan pesan anti-kapitalisme yang terselubung. Empat dekade kemudian, Macon Blair menyuntikkan napas baru ke dalam kisah tersebut dengan pendekatan yang lebih emosional dan sinematik.

Film ini tetap mempertahankan semangat liar khas Troma melalui efek praktikal dan absurditas yang menggoda, sekaligus memperluas maknanya menjadi refleksi tentang dunia modern yang tercemar oleh kerakusan manusia. Tema besar seperti polusi, korporasi serakah, dan perjuangan rakyat kecil kembali diangkat dengan gaya visual yang lebih halus, namun tetap menggigit.

2. Sinopsis dan Pesan Baru dari Dunia Tromaville

Winston Gooze (Peter Dinklage) hanyalah petugas kebersihan di perusahaan farmasi korup bernama BTH. Hidupnya penuh tekanan setelah sang istri meninggal, membuatnya berjuang sendirian membesarkan anak tirinya, Wade (Jacob Tremblay). Dunia Winston kian hancur saat ia mengetahui dirinya mengidap penyakit otak langka dan hanya memiliki waktu setahun untuk hidup.

Di tengah keputusasaan, Winston terlibat kecelakaan saat membersihkan limbah beracun di pabrik tempatnya bekerja. Tubuhnya berubah drastis menjadi makhluk mutan superkuat dan menjijikkan: The Toxic Avenger. Namun di balik wujud barunya, Winston menemukan kekuatan untuk melawan. Ia bangkit menghadapi Bob Garbinger (Kevin Bacon), CEO BTH yang kejam, serta antek-antek kriminal yang menindas rakyat kecil.

Hubungan Winston dengan putranya menjadi jantung cerita, menghadirkan drama emosional di tengah kekacauan penuh darah. Taylour Paige tampil sebagai whistleblower yang membantu perjuangannya, sementara Elijah Wood mencuri perhatian lewat peran eksentriknya. Film ini menggambarkan bahwa dalam dunia yang dikuasai keserakahan, keadilan terkadang harus ditegakkan dengan cara yang kasar dan brutal.

Dengan perpaduan aksi sadis, satire sosial, dan humor gelap khas Troma, THE TOXIC AVENGER bukan hanya penghormatan untuk warisan film kultus 80-an, tapi juga kritik tajam terhadap sistem yang korup dan manusia yang kian kehilangan empati.