1. Bukan Peran yang Mudah

Ia mengakui bahwa peran sebagai ibu bukanlah tugas yang mudah. Berbagai tantangan seperti menghadapi anak yang tantrum, merawat anak yang sakit, dan berbagai situasi tak terduga lainnya adalah bagian dari dinamika sehari-hari. Nikita juga menepis anggapan bahwa statusnya sebagai figur publik dan istri seorang pengusaha membuatnya terlepas dari kesulitan yang dihadapi para ibu pada umumnya.

"Mau itu Nikita Willy, mau itu siapa pun, ibu itu sama struggle-nya," jelasnya.

2. Dukungan Dari Pasangan

Oleh karena itu, Nikita menyoroti betapa krusialnya peran suami sebagai sistem pendukung utama. Dukungan dari pasangan, menurutnya, memberikan ruang bagi seorang ibu untuk mengambil jeda sejenak atau "me time" untuk mengisi kembali energinya. Dengan begitu, seorang ibu bisa kembali menjalankan perannya dengan lebih tenang dan bahagia.

Sang suami, Indra Priawan, yang turut hadir dalam acara tersebut, membenarkan pentingnya dukungan bagi Nikita. Ia mengaku selalu berusaha mengambil alih tugas mengurus anak-anak ketika melihat istrinya lelah atau sibuk dengan pekerjaan. Baginya, memberikan waktu untuk Nikita menyendiri adalah sebuah investasi untuk kebahagiaan seluruh keluarga.

"Mungkin paling banyak kalo misalnya Niki abis lagi kerja atau Niki lagi capek. Aku tuh banyak nemenin anak-anak, dua-duanya anak-anak aku yang handle, jadi supaya Niki tuh bisa punya me time sendiri. Karena penting banget buat Niki punya me time, karena kalo misalnya Nikinya happy, abis ada me time pasti satu keluarga juga ikutan happy," jelas Indra Priawan.

3. Me Time Sederhana

Menariknya, "me time" bagi Nikita tidak selalu berarti pergi ke salon atau berlibur mewah. Momen sederhana ketika anak-anak sudah terlelap, dan ia bisa bersantai di ruang tamu sambil menikmati camilan dan menonton film, sudah menjadi sebuah kemewahan dan kebahagiaan tersendiri baginya. Hal-hal kecil inilah yang menurutnya sangat berarti.

"Kadang cukup duduk sebentar sambil ngemil brownies crispy, hati jadi lebih tenang. Ini bukan sekadar cemilan, tapi pengingat kecil bahwa ibu juga berhak bahagia," ujar Nikita.

Bagi pasangan ini, esensi kebahagiaan keluarga terletak pada momen-momen kecil yang dijalani bersama, seperti sarapan bersama sebelum memulai hari. Konsep kebahagiaan yang sederhana ini menjadi pegangan mereka dalam membangun rumah tangga.

"Menurut aku, happiness is very simple. Sesederhana bikin roti dengan anak-anak aja sudah bikin hari terasa happy," kata Nikita.

4. Ibu Bahagia Kunci Keluarga

Pandangan ini juga diamini oleh Co-CEO Lemonilo, Ronald Wijaya, yang menekankan bahwa peran ibu yang bahagia adalah kunci untuk menciptakan suasana keluarga yang hangat dan nyaman. Ketika seorang ibu merasa dihargai dan didukung, energi positif tersebut akan dirasakan oleh seluruh anggota keluarga.

"Bagi saya, kebahagiaan istri adalah kunci terciptanya suasana rumah yang hangat. Ketika istri merasa dihargai, didukung, dan punya waktu untuk dirinya sendiri, seluruh keluarga ikut merasakan energi positifnya," kata Ronald.